Monday, 29 January 2018

Ketegasan Aceh Dalam Menolak LGBT


Kepolisian Aceh Utara bersama petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Willayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) menyegel lima salon di Lhoksukon dan Pantonlabu, Aceh Utara, dengan memasang police line. Penyegelan ini terkait adanya dugaan praktik LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) di salon-salon itu.
Sebelum penyegalan, petugas sudah lebih dulu mengamankan 12 orang pelanggan dan waria (wanita pria) pekerja rumah kecantikan dimaksud. Selain adanya laporan masyarakat, dari telepon genggam para pekerja salon, polisi pun menemukan gambar-gambar porno serta video seks sesama jenis.
Para pekerja salon yang selama ini mengepresikan dirinya sebagai wanita --rambut panjang dan dandan ala perempuan-- selanjutnya diamankan di Mapolres Aceh Utara. Mereka kemudian dipangkas rambutnya dan diminta berpakaian layaknya laki-laki.
Penyegelan salon serta “pembinaan” para waria itu terjadi dalam Operasi Pencegahan Penyakit Masyarakat (Pekat) yang dikomando langsung oleh Kapolres Aceh Utara, AKBP Ahmad Untung Surianata, pada Sabtu (27/1). “Operasi Pekat ini dilancarkan karena sudah sangat meresahkan masyarakat,” ujar Kapolres.
Hanya beberapa jam setelah penggerebekan salon dan waria itu, AKBP Ahmad Untung Surianata menjadi “bintang” di media sosial, media massa online, dan cetak. Operasi AKBP Ahmad Untung dan kawan-kawan mendapat apresiasi tinggi dari mayoritas warganet. Mereka berterima kasih dan meminta AKBP Ahmad Untung untuk terus memberantas penyakit masyarakat. Sebab, “penyakit” semacam itu disinyalir ada salon-salon lainnya.
Di antara warganet, ada yang juga berkomentar bahwa tindakan Pak Kapolres itu dapat mengancam jabatannya. Bisa jadi warganet itu bukan pendukung LGBT , tapi ia tahu betul bagaimana jaringan LGBT ini sedang masuk segala lini untuk mendapat pengesahaan keberadaannya di negeri ini.
Masih hangat dibicarakan tentang komentar Ketua MPR Zulkifli Hasan yang mengatakan sudah ada lima fraksi di DPR-RI yang mendukung
LGBT . Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu memang tidak menyebut fraksi mana saja yang mendukung LGBT , namun sejumlah elit partai nasional “kepanasan” dan ramai-ramai memberi klarifikasi atau bantahan atas statemen Zulkifli Hasan.
Terakhir, Ketua DPR-RI Bambang Soesatyo secara tegas menyatakan bahwa DPR-RI tidak akan pernah melegalkan LGBT di Indonesia. “LGBT merupakan perilaku yang menyimpang dari ajaran agama dan melawan kodrat,” katanya.
Di Aceh, belakangan ini “kampanye” anti-LGBT itu sangat nyaring disuarakan banyak lapisan masyarakat. Ini Aceh yang dijuluki Serambi Mekkah. Ini daerah yang menerapkan Syariat Islam. Itulah salah satu aspek yang mendorong masyarakat Aceh untuk menolak keberadaan LGBT di Tanah Rencong ini.
Dan, ketika AKBP Ahmad Untung dan kawan-kawan menjalankan tugasnya membasmi penyakit masyarakat, maka ramai-ramailah kelompok mahasiswa, wakil rakyat, pemuka masyarakat, ulama, dan lain-lain mendukungnya. Sebab, itu menandakan bahwa selama ini masyaraat resah atas keberadaan
LGBT.
Aceh Daerah Syariat Islam

No comments:

Post a Comment